Salatiga, 26/11/2021. Segenap pengurus dan pengelola Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga berkunjung ke Ma’had Al-Jami’ah Sunan Ampel Al Ali UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Kunjungan ini diadakan dalam rangka studi banding antara Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga dengan Pusat Ma’had Al-Jami’ah UIN Malang.
Kegiatan yang bertemakan “Membangun relasi, Meningkatkan Komunikasi dan Bersilaturahmi untuk Kemajuan Organisasi” ini dilaksanakan pada tanggal 24-25 November 2021. Kegiatan di mulai dari pemberangkatan rombongan dari Salatiga pada tanggal 24 menuju Pusat Ma’had Al-Jami’ah UIN Malang. Sebelum berangkat, rombongan studi banding Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga berziarah terlebih dahulu ke makam KH. Hamim Tohari Djazuli, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Gus Miek. Setelah ziarah, perjalanan dilanjutkan ke tempat transit untuk beristirahat. Kemudian dari transit, perjalanan dilanjutkan menuju ke Pusat Ma’had Al-Jami’ah UIN Malang untuk melaksanakan kegiatan studi banding.
Dalam sambutannya, Bapak Muh. Hafidz, M.Ag menjelaskan maksud kedatangannya dengan rombongan dari Salatiga ke Pusat Ma’had Al-Jami’ah UIN Malang “maksud dan tujuan kedatangan kami ke Ma’had UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini, tidak lain yaitu untuk belajar bagaimana pengelolaan Ma’had yang ada di UIN Malang. Banyak sekali perbedaan antara Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga dengan Pusat Ma’had Al-Jami’ah UIN Malang, mulai dari fasilitas hingga sistem pengelolaannya. Jika di Ma’had UIN Malang semua mahasiswa baru diwajibkan untuk bertempat tinggal di Ma’had, itu merupakan kebalikannya dari Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga yang hanya bisa menampung sekitar 200 Mahasantri tiap tahunnya,” ujar beliau.
Sambutan selanjutnya diberikan oleh Bapak Ghufron Hambali M.H.I. selaku perwakilan dari Pusat Ma’had Al-Jami’ah UIN Malang. Beliau menyatakan kesenangannya atas kedatangan rombongan dari Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga, “kami sangat senang atas kedatangan rombongan dari Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga, karena dengan adanya tamu kami berharap membawa Rahmah yang luar biasa”
Beliau juga menjelaskan mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing Ma’had, “Ma’had Al-Jami’ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang memang mempunyai banyak kelebihan, namun dengan penjelasan pak Hafidz yang memaparkan beberapa kekurangan di Salatiga, saya kira di sana juga mempunyai banyak kelebihan yang tidak dipunyai oleh Ma’had Al-Jami’ah UIN Malang”.
Kemudian, Beliau berharap “semoga kegiatan ini dapat menghasilkan apa yang diharapkan oleh Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga dan semoga Ma’had Al-Jami’ah di seluruh Indonesia dapat menjadi jembatan sebagai lembaga pengelolaan pesantren yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, teknologi dan perkembangan zaman,” tutup Beliau.
Setelah dilaksanakannya kegiatan studi banding di Pusat Ma’had Al-Jami’ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, rombongan kembali melanjutkan perjalannya ke pusat oleh-oleh dan rekreasi. Rangkaian kegiatan studi banding ditutup dengan kunjungan di Masjid tiban atau Masjid Turen Malang. (Penulis: Rizqi, Editor: Sam)