Salatiga, 22 Oktober 2021. Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) merupakan momentum tahunan bagii para santri di seluruh Indonesia, semenjak ditetapkannya Keputusan Presiden Tahun 2015 sebagai bentuk pengingat Seruan Resolusi Jihad Nahdhatul Ulama (NU).
Bertepatan pada hari Jum’at tanggal 22 Oktober 2021, pukul 08.00-09.00, mahasantri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga menyelenggarakan upacara bendera sebagai bentuk rasa Syukur dan memperingati adanya seruan resolusi jihad tahun 1945. Upacara bendera ini dihadiri oleh 39 Pegurus putri, 34 Pengurus Putrai dan 23 mahasantri putra. Meski upacara menjadi upacara kedua yang dilaksanakan pada masa pandemii covid-19, akan tetapi tidak mengurangi khidmat para peserta upacara. Dibalut dengan seragam merah putih untuk putri dan sarung khas para santri mengandung makna bahwa, santri tidak hanya berbicara tentang hal yang berbau agama akan tetapi peduli akan nasib bangsa Indonesia.
Berdasarkan adanya tema HSN 2021, “Santri Siaga Jiwa raga” diharapkan santri tetap dapat mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan, terkhusus pahlawan dari kalangan ulama dan santri. Seperti apa yang dikatakan oleh Muhammad Shofiyurrohman dalam sambutannya sebagai pembina upacara, ”siaga iiwa dan raga merupakan komitmen santrii seumur hidup yang terbentuk dari tradisi yang tidak hanya mengajarkan kepada santri tentang ilmu dan akhlak, akan etapi juga tazkiyatun nafs (mensucikan jiwa) dengan cara digembleng melalui berbagai tirakat dan batin yang diamalkan dalam kehidupan sehari-hari”.
Upacara Peringatan HSN 2021 ini merupakan salah satu rangkaian yang dirancang oleh panitia kegiatan peringatan HSN 2021. Dimana sebelum melaksanakan upacara di pagi hari pada malam harinya kamis (21/10) telah dilaksanakan istigosah dan dziba’ akbar di Masjid Atthayar sebagai kegiatan awal, agar kemudian acara demi acara bisa terlaksana sesuai rencana. “Oleh karena itu, melalui momen upacara peringatan hari santri tahun 2021 ini, mari kita sama-sama mendoakan para pahlawan terutama dari kalangan ulama, kyai, dan santri yang telah syahid di medan perang demi kemaslahatan bangsa dan agama,” ujar Sofiyur dalam akhir sambutannya.
Semoga dengan adanya acara ini, baik pengurus maupun mahasantri menemukan makna dan nilai-nilai yang dapat diambil dari Hari Santri Nasional (HSN) tersebut. Terutama perjuangan orang-orang terdahulu dalam meraih kemerdekaan atau kita sebagai generasi terkini, menciptakan kebermanfaatan untuk generasi yang akan datang. (Penulis: Septi, editor: Sam)