Praktikum Ibadah Ma’had Al Jami’ah UIN Salatiga: Menyiapkan Mahasantri Menghadapi Kehidupan Modern dengan Kemandirian Spiritual

SALATIGA – Pada Ahad, 27 April 2025, Ma’had Al Jami’ah UIN Salatiga kembali menggelar acara tahunan yaitu Praktikum Ibadah. Acara yang diadakan setiap tahun ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang praktik ibadah dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahun ini, tema yang diangkat adalah “Mengembangkan Praktikum Ibadah sebagai Sarana Meningkatkan Kemandirian Mahasantri dalam Kehidupan Modern”. Tema ini dipilih untuk menunjukkan bagaimana praktik ibadah yang benar dapat membentuk karakter mahasantri yang mandiri dan siap menghadapi tantangan kehidupan di era modern.

Acara dimulai dengan penampilan memukau dari Ziyadatul Khoir yang mampu menghadirkan suasana khusyuk dan mendalam melalui alunan shalawat dan lagu-lagu islami. Ziyadatul Khoir berhasil menciptakan suasana yang menyentuh jiwa dan membangkitkan semangat untuk mengikuti acara selanjutnya.

Acara dilanjutkan dengan pembukaan yang dilakukan oleh Bapak Direktur Ma’had Al Jami’ah UIN Salatiga. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan pentingnya mendalami satu keterampilan secara mendalam agar bisa lebih baik dalam hidup. Beliau menekankan bahwa dalam kehidupan modern yang penuh dengan tantangan dan perubahan, setiap individu harus memiliki keterampilan, baik dalam bidang akademik maupun spiritual, agar dapat bertahan dan berkembang. Praktikum Ibadah, menurut beliau, adalah salah satu sarana untuk memperkaya pengetahuan agama dan mengasah keterampilan spiritual yang sangat dibutuhkan oleh setiap muslim dalam menjalani kehidupan.

Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan sesi materi yang sangat menarik dan bermanfaat. Materi pertama disampaikan oleh Ning Robi’ah Adawiyah, pengajar dari Pondok Pancasila. Ning Robi’ah membahas tentang fiqih wanita, memberikan pemahaman tentang haid dan istihadhoh. Dalam pemaparan beliau menyampaikan materi ini sangat penting untuk memberikan pemahaman yang komprehensif kepada para mahasantri, terutama para muslimah, agar dapat mengamalkan pada kehidupannya. Sesi tanya jawab pada materi pertama ini terlihat peserta sangat antusias. Banyak mahasantri yang mengajukan berbagai pertanyaan seputar materi yang telah disampaikan, yang menunjukkan betapa besarnya keinginan mereka untuk mendalami ilmu agama lebih dalam.

Materi kedua adalah fiqih nikah, yang disampaikan oleh Gus Ahmad Yusuf Rifqi, S.T., pengasuh Pondok Nurul Asna. Gus Ahmad membahas tentang aspek-aspek fiqih yang berkaitan dengan pernikahan, mulai dari rukun nikah, tata cara menikah sesuai syari’at Islam. Beliau memberikan pemahaman yang mendalam mengenai pentingnya mempersiapkan diri sebelum menikah, tidak hanya dari segi emosional dan psikologis, tetapi juga dari aspek keagamaan. Pemahaman yang matang tentang fiqih nikah akan membantu para mahasantri dalam mempersiapkan masa depan yang lebih baik, terutama dalam membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.

“Pernikahan dalam Islam bukan hanya tentang hubungan antara dua individu, tetapi juga tentang bagaimana menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai agama,” ujar Gus Ahmad Yusuf Rifqi. Setelah pemaparan materi, para mahasantri yang telah ditunjuk menjadi petugas praktik dibimbing oleh pemateri bagaimana proses nikah yang sebenarnya.

Sesi terakhir materi disampaikan oleh Gus Muhammad Shidiq, Pengurus Banom NU Argomulyo, yang membahas tentang perawatan jenazah. Gus Shidiq memberikan penjelasan mendalam mengenai tata cara perawatan jenazah. Materi ini sangat penting bagi mahasantri untuk memahami pentingnya tata cara mengurus jenazah sesuai dengan ajaran Islam. Demikian setelah pemaparan materi terakhir, para mahasantri dibimbing melakukan tata cara pemulasaran jenazah sesuai ajaran Islam, mulai dari memandikan, mengkafani, mensholati, hingga proses pemakaman.

Secara keseluruhan, acara ini sberhasil memberikan manfaat besar bagi seluruh peserta. Praktikum Ibadah Ma’had Al Jami’ah UIN Salatiga tahun 2025 ini sukses menciptakan kesadaran yang lebih mendalam mengenai pentingnya ibadah dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana menjalani kehidupan modern dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip agama. Melalui acara ini, para mahasantri diharapkan tidak hanya menjadi individu yang terampil dalam ilmu agama, tetapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan yang lebih mandiri dan berkualitas. (Penulis: Ayu, Editor: Sam)