SALATIGA – Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga kembali mengadakan kegiatan praktikum keagamaan dengan tema “Urgensi Praktik Keagamaan pada Generasi Milenial di Tengah Masyarakat Serba Digital”. Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual pada Sabtu-Minggu (26-27/03/2022). Materi dalam kegiatan tersebut yakni, Praktik Nikah, Thaharah dan Sholat Jama’ Qosor, Fiqih Wanita, dan Perawatan Jenazah.
Gus Ali Munabah, S.Pd.I., Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Tuntang sebagai salah satu narasumber, memaparkan materi tentang tata cara Khutbah dan Akad Nikah secara tuntas, kemudian diakhiri dengan praktik nikah. “Harapan saya, tidak hanya didengarkan tetapi dipahami segala sesuatunya supaya ketika terjun ke masyarakat ilmu yang kalian dapat bisa bermanfaat bagi orang banyak,” Jelasnya.
Materi Thaharah dan Sholat Jama’ Qasar disampaikan oleh Ustadz Anas Muhlison selaku pengasuh Pondok Pesantren Sunan Giri Tingkir. Ia menegaskan betapa pentingnya mempelajari ilmu fiqih. “Sebagai santri milenial, kita dianjurkan untuk terus belajar mendalami ilmu fiqih karena inilah yang menjadi pedoman dasar bagaimana berthaharah yang benar,” ujarnya.
Kemudian materi Fiqih Wanita dijelaskan oleh Ning Siti Nur Halimah, S.H, Pengasuh PPIT Al–Falah. Ning Halimah mengatakan “belajar fiqih wanita bagi seorang perempuan hukumnya adalah fardhu ain sedangkan untuk laki-laki adalah fardhu kifayah,” terangnya. Lebih lanjut Ning Halimah menyampaikan, “sebagai manusia yang diberikan akal, baiknya seorang laki-laki juga mempelajari ilmu haid supaya bisa mengajari isteri-isterinya dan anak perempuan,” imbuhnya.
Materi terakhir adalah Perawatan Jenazah. Materi ini disampaiakn oleh Ustadz Muhammad Sidiq, Pengurus Banom NU Argomulyo. Ia menjelaskan materi secara detail dan diakhiri dengan praktik tata cara memandikan, mengkafani dan menyolati jenazah. Menurutnya ilmu ini sangat penting dimiliki oleh mahasantri untuk bekal nanti. “Karena bisa menjadi tuntutan seorang santri yang dianggap paham ilmu agama oleh masyarakat sudah tidak asing lagi untuk mengurus jenazah,” ujar Ustadz Sidiq. Pengurus Banom NU juga mengatakan bahwa ketika mengurus jenazah diperbolehkan menangis, “Mengurus jenazah diperbolekan menangis asal jangan histeris dan sebaiknya proses perawatannya dibuat seefisien mungkin,” pungkasnya.
Serangkaian kegiatan Praktikum Keagamaan dan berbagai materi yang sudah disajikan bertujuan untuk membekali semua mahasantri dan juga pengurus supaya bisa dan mumpuni ketika sudah menjadi alumni terjun di masyarakat dengan percaya diri sebagai lulusan Ma’had Al- Jami’ah IAIN Salatiga yang siap memimpin dengan landasan Ma’had yang berprestasi, berdikari, berbudi pekerti serta mewujudkan mahasantri yang berakhlaqul karimah berilmu amaliyah. (Penulis: Osa, Editor: Sam).