Salatiga – Ma’had Al-Jami’ah melaksanakan kegiatan pengajian dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2022. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, peringatan Hari Santri Nasional (HSN) kali ini dilaksanakan secara offline. Pada Kamis, 20 Oktober 2022 telah dilaksanakan pengajian peringatan Hari Santri Nasional di Masjid At Toyar kampus 2 UIN Salatiga. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh warga Ma’had Al-Jami’ah UIN Salatiga yang terdiri dari pengelola, pengurus dan mahasantri.
Kegiatan ini diawali dengan melaksanakan sholat magrib berjamaah kemudian pembacaan tahlil dan maulidu dziba’ serta penampilam rebana grup Ziadatul Khoir sebagai pra acara pengajian peringatan HSN. HSN tahun ini, Ma’had Al-Jami’ah UIN Salatiga mengangkat tema “Mencetak Mahasantri yang Bijak dalam Bertindak, Hebat, Bermartabat, serta Bermanfaat bagi Umat Manusia”. “Mahasantri harus bijak, berfikir sebelum bertindak, terus berinovasi dan pandai menempatkan diri serta bermanfaat untuk orang lain,” ungkap Dika selaku ketua panitia dalam kegiatan ini.
Peringatan HSN adalah hadiah yang diberikan untuk para santri. “Jika dulu, zaman K.H Wahid Hasyim Asy’ari resolusi jihad dilakukan dengan mengangkat senjata. Maka saat ini resolusi jihad dilakukan dengan mengangkat kitab dan pena kita, “the power of santri”,” tutur Bapak Abrori selaku pengelola Ma’had. Santri harus bisa melawan rasa malas untuk menghilangkan kebodohan, tambah beliau di akhir sambutannya.
“Seni berada di Ma’had merupakan sebuah anugrah dari Allah SWT. ketika segala sesuatu dikerjakan bersama akan terasa nikmat, meski dalam keadaan yang terbatas. Sehingga tinggal di Ma’had akan meninggalkan kenangan indah,” ungkap Bapak Muh Hafidz dalam mauidzoh hasanahnya. Beliau juga berpesan bagi santri yang diberi anugrah kecerdasan untuk tidak sombong, jadilah mahasantri yang beretika, berkarakter, dan memiliki akhlak yang baik. “Termasuk aib, jika engkau sombongkan sesuatu yang tidak pernah engkau perbuat”. Jadi Santri yang cerdas, Rajin, dan tanggap, sehingga tujuan dari Ma’had untuk menjadikan Ma’had sebagai lembaga pendidikan, lembaga dakwah, dan lembaga perjuangan dapat terwujud,” pungkas beliau di akhir mauidzoh hasanahnya. (Penulis: Lisna, Editor: Sam)