SALATIGA – Hari Milad Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga yang jatuh pada tanggal 1 September tidak sepi dalam peringatan. Pengurus Ma’had mengisi momen bersejarah tersebut dengan mengadakan acara do’a bersama di aula Ma’had putri, Sabtu, (05/09/20) Pengasuh Ma’had Al-Jami’ah Putri, Bapak Ahmadi Hasanuddin Dardiri, M.H. turut hadir dalam acara tersebut. Di milad yang ke-15 ini, Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga mendapat banyak ucapan dari direktur, pengurus, musyrif/musyrifah dari Ma’had di kampus lain di antaranya Direktur Ma’had Al-Jami’ah UIN Bandung, Direktur Ma’had Al-Jami’ah UIN Malang, Ma’had Al-Jami’ah IAIN Palangkaraya, Ma’had Al-Jami’ah Sunan Ampel Surabaya, dll. Ini bukti bahwa Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga semakin eksis dan diakui berkat prestasinya yang semakin melejit baru baru ini.
Muhammad Wahyudi, ketua Ma’had putra menyampaikan harapannya dalam sambutan yang ia sampaikan. “Semoga Ma’had Al-Jami’ah tetap bisa eksis berprestasi dan menjadi pelopor dalam Prestasi IAIN Salatiga sebagaimana petuah dari Wakil Rektor III IAIN Salatiga,” tuturnya dalam sambutan.
Sebagai pengurus, lanjut Wahyudi, kita harus menanamkan tiga hal dalam hati, yaitu: sabar, ikhlas, dan rendah hati. Kesabaran harus menyertai pengabdian. Keikhlasan harus mengiringi niat dan tujuan. Dan rendah hati harus tertancap kuat di atas prestasi. “Jabatan kepengurusan hanya struktural, tidak dalam bersosial dan tidak menjadikan perbedaan dalam bermuamalah. Dari kerendah-hati an satu sama lain akan menghadirkan kasih sayang dalam bekerja dan mengabdi dari hati,” pungkasnya.
Sambutan juga disampaikan oleh Masyrifah ‘Ainal Haq, ketua Ma’had Al-Jami’ah putri. “Semoga solidaritas antar Pengurus tetap terjaga dan diberi kelancaran untuk kegiatan kita ke depannya,” singkatnya.
Bapak Ahmadi Hasanuddin Dardiri, M.H. memberi petuah dalam acara inti. “15 tahun adalah fase perkembangan, masa menentukan arah. Apakah Ma’had Al-Jami’ah kita ini ingin eksklusif kah atau inklusif ? Alam itu satu. Kita harus ikut dalam transformasinya. Kita harus membaur dengan alam, tapi tetap harus membawa personal branding kita sebagai anak Ma’had,” tegasnya. “Semoga kita bisa merefleksikan diri agar Ma’had ke depannya lebih baik,” pungkasnya.
Acara Tasyakur Milad Ma’had Al-Jami’ah ini dibuka secara formal melalui pemotongan tumpeng kemudian dilanjut dengan do’a Istighotsah dan sholawat. Acara ini telah didahului dengan Ziarah ke Maqom Mbah Zubair, pendiri IAIN Salatiga. Tradisi ini merupakan rutinan wajib dalam kegiatan sakral Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga dari tahun ke tahun yang tetap dilestarikan. (Penulis: Firdan, Editor: Sam)