Ma’had Al-Jami’ah Gelar Acara Rutinan Praktikum Ibadah

Salatiga, 28 April 2024 – Praktikum Ibadah sebagai acara rutinan setiap tahun Ma’had Al-Jami’ah UIN Salatiga hadir dengan nuansa yang khidmah lagi meriah. Acara ini berlangsung selama dua hari yaitu pada tanggal 27-28 April 2024 di Masjid At-Thayyar Kampus 2 UIN Salatiga. Choerul Huda selaku ketua panitia menyampaikan bahwa acara Praktikum Ibadah bertujuan untuk meningkatkan pemahaman santri dalam menjalankan ibadah sesuai dengan syariat Islam melalui praktek secara nyata.

Hari pertama Praktikum Ibadah dimeriahkan dengan penampilan rebana Ziyadatul Khair dan dibuka langsung oleh direktur Ma’had Al-Jami’ah UIN Salatiga yaitu bapak Dr. Muh. Hafidz, M.Ag. Beliau menyampaikan “Skill itu harus dikuasai, tidak hanya bekal spiritual sebagai mahasantri, karena suatu saat nanti bekal itu akan kembali kepada kita dan kepada orang lain. Maka dari itu, harus bisa menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.” Tepat pukul 09.30 WIB materi pertama Fiqih Wanita dimulai. Materi tersebut dibawakan oleh Ning Siti Nur Halimah, S.H. dari Pondok Pesantren Al-Falah Salatiga. Tidak hanya sendiri Ning Halimah membawakan materi di hari yang sama dengan suaminya yaitu Gus Mahfudl Sidiq Muhayyat, S.T., M.Eng. dengan materi Fiqih Nikah.

Efektif, aktif, dan ekspresif adalah kesan hari pertama Praktikum Ibadah yang dirasakan mahasantri Ma’had Al-Jami’ah UIN Salatiga. Dilanjutkan hari kedua Praktikum Ibadah Ma’had Al-Jami’ah dimeriahkan oleh 3 pemateri hebat yaitu Gus M. Anas Muhlison dengan materi Sholat Jama’ Qashar. Richa Puji Astutiningsih dengan materi Demam Berdarah, dan Gus Shidiq dengan materi Perawatan Jenazah. Tidak kalah meriah, dihari kedua juga diikuti oleh seluruh mahasantri Ma’had Al-Jami’ah dengan penuh semangat. Weekend tidak menghalangi para mahasantri untuk tetap aktif menimba ilmu.

Gus Shidiq berkata “Pemuda yang dibutuhkan di zaman sekarang ini adalah pemuda yang dapat berperan, bukan baperan.” hal tersebut dikarenakan pemuda adalah generasi penerus kepemimpinan bangsa yang kelak akan menghadapi tantangan-tantangan besar. Sebagai generasi penerus, tunas dari sebuah bangsa, setiap pemuda harus memiliki keteguhan iman dan intelektual yang sepadan. Hal tersebut berfungsi sebagai benteng untuk mendapatkan rasa aman, meraih kejayaan, menuju kemajuan. (Penulis: Maidah, Editor: Sam)