Pengurus Ma’had Raih Medali Emas dan Perunggu dalam Olimpiade Agama Sains dan Riset (OASE) II PTKI se-Indonesia Bidang Karya Inovasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Salatiga– Segenap pengurus dan pengelola Ma’had Al-Jami’ah serta sivitas akademika UIN Salatiga memberikan apresiasi kepada pengurus Ma’had yang telah meraih juara pada laga Olimpiade Agama Sains dan Riset (OASE) II PTKI se-Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 14-17 Juni 2023 kemarin di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Mereka yang tergabung dalam beberapa tim telah sukses mengharumkan nama lembaga dengan mengukir prestasinya di bidang karya tulis. Mereka adalah Arif Dika Prasetya (Mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, semester 6) dengan dua temannya yang berhasil menjadi juara I dalam Bidang Karya Inovasi Kategori Karya Tulis Al-Qur’an. Lalu Satria Tegar  Pamungkas (Mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, semester 4), M. Khusnul Abid (Mahasiswa Pendidikan Agama Islam , semester 4), dan Siti Fatihatul Maidah (Mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, semester 4) menjadi satu tim yang berhasil menyabet juara III Bidang Karya Inovasi Kategori Sosial Keagamaan.

Proses yang mereka lewati tidaklah mudah, dari awal penyisihan hingga dapat  menampilkan hasil karya mereka secara memikat di ajang perhelatan yang dilaksanakan di Jakarta. Dibalik itu semua mereka mempersiapkan segala hal, baik personal, materi dan juga meluangkan waktu di tengah padatnya jadwal perkuliahan. Do’a tak lupa mereka senandungkan untuk kelancaran segala hal yang telah dipersiapkan. “Banyak sekali yang kami persiapkan, mulai dari mencari data melalui studi pustaka dan juga wawancara di Biro Tazkia (Lembaga Pelayanan Psikologi), LKBHI (Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Islam), PSGA (Pusat Studi Gender dan Anak), dan meminta pendapat dari beberapa dosen IAT serta guru Besar IAT UIN Salatiga. Kami juga ekstra untuk membagi waktu karena persiapan lomba berbenturan dengan tugas perkuliahan. Kami harus latihan dari pagi sampai malam bahkan pernah kami latihan dari jam 09.00 pagi dan pulang jam 01.00 malam. Saat KKL (Kuliah Kerja Lapangan) ketika teman-teman yang lain beristirahat kami tetap berlatih presentasi di tengah malam, kami juga meminta untuk diwawancarai oleh dosen-dosen IAT tentang karya kami dan juga belajar beberapa materi di luar konteks tulisan yang kemungkinan bisa menjadi sebuah pertanyaan nantinya”. Cerita Dika panjang lebar.

Tentunya ini merupakan pengalaman berharga, dapat berkarya dan berkesempatan bertemu, bertukar pikiran dengan mahasiswa lain dan juga menyuguhkan karya di depan banyak orang. “Hal yang menarik bagi saya adalah ketika dapat bertemu dengan mahasiswa seluruh Indonesia yang memiliki adat dan budaya yang berbeda dan saat ketika nama kami di panggil di depan seluruh peserta yang sampai sekarang masih membuat saya merinding” Ucap Satria senang.

Karya mereka sukses menjadi yang terbaik diantara ratusan judul lainnya. Hal itu membuktikan kemampuan menulis dan mengalirkan ide yang mereka miliki termanifestasi dengan baik. Sebagai contoh karya Arif Dika dan kawan-kawannya yang terinspirasi dari Q.S. An-Nur Ayat 33 yang melarang pelecehan seksual. Atas dasar itu mereka membuat inovasi yang mudah diakses mahasiswa dalam mencegah dan menangani pelecehan seksual di perguruan tinggi, yaitu aplikasi Rumah-Qu.

Ini merupakan kejutan bagi mereka karena tidak mengira akan berhasil meraih juara, mengingat banyaknya pesaing dari berbagai perguruan tinggi PTKI se-Indonesia. “perasaan saya campur aduk, bahkan saya masih tidak percaya. Ketika melihat kakak tingkat berangkat ke Aceh kemarin di semester awal membuat saya ingin mengikuti OASE. Dan itu sudah sangat membanggakan dan sebuah keberuntungan yang luar biasa,” Ucap Satria senang bukan kepalang.

Berita ini menjadi sebuah stimulan, terutama bagi regenerasi mahasantri Ma’had Al-Jami’ah UIN Salatiga untuk terus mengembangkan potensi dan budi pekertinya. “perlombaan bukan ajang mencari sebuah kemenangan. Dalam perlombaan kalah dan menang itu biasa, ketika menang tidak perlu angkuh dan ketika kalah tidak perlu rapuh. Kemenangan yang sebenarnya adalah bagaimana kita dapat konsisten mempertahankan semangat belajar dan terus memperbaiki diri.” ucap Maida. “jangan takut melangkah, yakin akan kemampuan. Kembangkan, dalami dan aktualisasikan,” Abid menambahi.