Menyapa Awal Bulan, Pengurus Ma’had Raih Juara II Debat Competition Tingkat Karsidenan Semarang dalam Rangka Festival Ekonomi Syariah

SALATIGA – September baru menunjukkan angka 5, namun prestasi yang berhasil diraih terus mengalir tak henti-hentinya. Kali ini datang dari Pengurus Ma’had Al-Jami’ah UIN Salatiga, yaitu; Arif Dika Prasetya, Istinganah dan Fita Saniyatul Khiliyah yang menjadi satu tim dalam Debate Competition Tingkat Karsidenan Semarang dalam Rangka Festival Ekonomi Syariah.

Event itu bertemakan “Actualization of Sharia Economic in the Framework to Achieve Sustainable Development Goals” yang membahas seputar SDGs di Indonesia dengan mosi yang berbeda pada tiap babak. “pembahasannya sangat menarik, karena baik dari tim pro ataupun kontra mengutarakan argumentasi yang tujuannya sama, yaitu mengoptimalkan pencapaian SDGs khususnya di Indonesia,” ucap Istinganah. Event ini diselenggarakan oleh HMPS Ekonomi Syariah UIN Salatiga bertempat di Kampus I UIN Salatiga sebagai pelaksanaan acara final, pada tanggal 2 September 2022 kemarin.

Dengan mengantongi nilai tertinggi saat babak penyisihan, mereka maju ke tahap semifinal. Berbekal riset dan diskusi bersama mereka berhasil melaju ke babak final. Setelah melalui perdebatan yang cukup panas, akhirnya mereka harus puas menjadi juara II di event tersebut. Meskipun begitu, itu merupakan hal yang cukup membanggakan.

Dika mengatakan bahwa dalam debat, mental adalah hal yang paling penting dan harus dipersiapkan, “hal penting yang perlu dipersiapkan adalah persiapan mental, karena debat bukan soal hafalan. Dan ketika data yang kita berikan keliru hal itu justru menjadi blunder, belum lagi jika kita diinterupsi lawan, kita perlu berfikir sepersekian detik untuk menjawabnya. Hal itulah yang biasanya membuat ngeblang, nervous, dan lain sebagainya. Oleh karenanya kami mempersiapkan mental sebaik mungkin dengan berlatih di internal tim kami”.

Fita pun menambahi, “ketika memasuki ruangan harus dengan kepala terangkat, dan berdebatlah dengan bijaksana”. Keraguan bukanlah lawan dari keyakinan, namun ia adalah bagian dari keyakinan itu sendiri. Maka dari itu mencoba bukanlah suatu hal yang perlu ditakuti tapi diyakini, seperti yang dialami oleh Istinganah, “awal mulanya saya masih ragu mengambil kesempatan ini, tapi jika saya tidak mencoba terlebih dulu bagaimana saya bisa tau kedepannya. Ditambah dengan adanya niat saya berani terjun untuk mencoba bersama teman-teman dalam event kali ini. Dan Alhamdulilah kami berhasil mendapat juara II”. Ujarnya senang.

Ia pun menambahi “keraguan akan memulai sesuatu itu memang ada. Kitapun tidak tau hasil dan resiko seperti apa yang kita dapat ketika mengambil keputusan akan sesuatu. Namun, perlu dipahami tugas kita yaitu berikhtiar, berhusnudzon, dan juga tawakal”.

“Jangan ragu, yakin dengan diri sendiri lalu mulai untuk melangkah ke podium yang lebih besar. Toh, walaupun kalah setidaknya dapat pengalaman, pelajaran dan juga relasi,” ucap Fita semangat. Dika pun menambahi, “apa yang kita dapatkan sekarang adalah hasil dari pilihan kita di masa lalu. Dan apa yang kita pilih sekarang, akan menentukan apa yang kita dapat di masa depan nanti. Jadi jika di masa sekarang kita hanya berdiam diri, maka gambaran masa depan kita juga tidak jauh dari itu. Sebaliknya, jika kita sering mengambil kesempatan di masa sekarang maka nantinya kita akan dapat banyak kesempatan di masa depan”. “Taklukan hawa nafsumu, jangan takut mencoba, jangan berhenti belajar, dan semangat berproses!” ucap Istinganah penuh semangat. (Penulis: Sharla, Editor: Sam)